PAPER
KEBENCIAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama
Disusun oleh :
Vindhy Dwi Iriani
15.E1.0264
PROGRAM STUDI S-1 PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebenciaan
dalam sisi Psikologi merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan
ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang,
atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari,
menghancurkan atau menghilangkannya. Kadangkala kebencian dideskripsikan
sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang
menganggap bahwa lawan dari pada cinta adalah ketidakpedulian. Benci (hate) adalah salah satu bagian dari
sifat-sifat manusia.
Dalam
ilmu psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego
(ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiaannya.
Definisi
benci yang lebih baru menurut Penguin Dictionary of Psychology (Wikipedia)
adalah “emosi yang dalam dan bertahan kuat, yang mengekspresikan permusuhan dan
kemarahan terhadap seseorang, kelompok, atau objek tertentu”.
Teori-teori
tentang Benci
a.
Penjelasan biologis mengenai benci
Agresi
beserta manifestasi internalnya sebagai sisi kemanusiaan yang memiliki dasar
biologis dan bersifat alamiah; artinya, secara biologis kita memiliki
predisposisi yang bersifat bawaan genetis untuk membenci.
1.2 Penjelasan Etologis
Etolog
Konrad Lorenz (1967) dan Eibl-Eibesfeldt (1971,1979) mengatakan bahwa agresi
merupakan produk dari proses evolusioner yang bersifat adaptif. Menurut
pendapat ini, kebencian bersifat terberi karena agresi bersifat adaptif bagi
evolusi spesies kita.
Para
teori etologi ini juga mengatakan bahwa berbagai tendensi agresif alamiah dapat
saja terdistorsi dan kadangkala diekpresikan secara tidak tepat.sebagai contoh,
karena masyarakat modern kita mengekang berbagai tindakan agresif ,maka
frustasi berawal dari agresi alamiah ini dapat menghasilkan suatu bentuk
penumpukan agresi yang memerlukan tindakan untuk mengekspresikan atau
melampiaskan agresi itu.
Berbagai
solusi etologis terhadap agresi sering kali terbukti tidak afektif. Penjelasan
etologis umumnya memberikan kesan bahwa agresi tidak dapat dihindari. Jika hal
itu terkait dengan gen kita, maka hal itu tidak dapat dihentikan (Silverberg
& Gray,1992,Stoff & Cairns,1996).
1.3 Gangguan Otak
Kepribadian
agresif dan penuh kebencian melibatkan gangguan struktur dan gangguan otak yang
disebabkan oleh obat. Berdasarkan sejumlah eksprimen yang dilakukan di dalam
laboratorium hewan diketahui bahwa stimulasi terhadap sejumlah pusat di otak
dapat menghasilkan kemarahan yang intens dan tak kunjung padam (Adams
dkk,1993).Memang,beberapa orang yang terbukti memiliki kecenderungan untuk
berang dan menaruh kebencian yang hebat ditemukan memiliki struktur otak yang
abnormal serta cedera pada dan dekat hipotalamus dan amigdala (lobus temporal).
Gangguan
otak biasanya diasosiasikan dengan kemarahan mendadak dan tidak terkontrol
alih-alih dengan rencana untuk membunuh jutaan orang yang dilakukan secara
dingin, penuh perhitungan dan perencanaan.
Berbagai
studi yang menggunakan positron emission tomography (PET) scan memperlihatkan
bahwa orang dengan kepadatan dari reseptor dopamin yang rendah
(reseptor-reseptor D2) yang terletak diarea basal ganglia dari otak, cenderung
memiliki kepribadian yang menjaga jarak dan dingin
(Farde,Gustavsson,Josson,1997). Dopamin,sebuah neurotransmiter (pembawa pesan
kimiawi) penting berkaitan dengan suasana hati (mood) dan berbagai defiseinsi neurotransmiter
sebagian ditentukan secara genetis (Hendricks dkk,2003).
b.
Pendekatan psikoanalitik mengenai benci
Freud
membuat dalil mengenai eksistensi insting atau dorongan agresif. Pada
kenyataannya,ia berteori bahwa semua manusia memiliki insting kematian.
Thanatos yang merupakan dorongan yang terarah pada kematian dan prilaku
meruusak nilai (self-destructive), yang namanya diambil dari dewa kematian
Yunani.Meskipun demikian, prilaku merusak diri tidak diterima didalam
masyarakat modern (Weiningger,1996). Seperti hal nya impuls-impuls seksual yang
tidak dapat diterima secara sosial, energi ini harus dilepaskan atau disalurkan
dengan cara-cara yang secara sosial tepat.
Salah
satu mekanisme yang dilibatkan dapat berupa memproyeksikan impuls-impuls kematian
ke objek yang dibenci , yakni dengan mengatribusikan kebencian keorang lain.
Sebagai contoh, mereka mungkain melihat orang lain sebagai sosok yang agresif,
penuh kebencian, dan berbahaya.
c.
Pandangan Neo-Analitik mengenai benci
Jung
berhipotesis mengenai sejumlah elemen yang umum disemua kepribadian manusia,
arketip, salah satu arketip khusus , yang disebut shadow, adalah tempat
insting-insting hewan dan primitif berada. Dengan demikian, menurut Jung
ekpresi shadow yang tidak sesuai atau terkontrol dapat mengakibatkan kebencian
dan agresi yang amat kuat seperti yang terjadi kepada Hitler, selain itu,
ingatlah bahwa Jung menjelaskan tipe-tipe psikologis yang didasarkan pada
kedudukan individu dalam tipologi.
Alfred
Adler dan Karen Horney juga berkeyakinan (seperti Freud dan Jung) bahwa
kepribadian yang bermusuhan dan penuh kebencian berkembang pada masa
kanak-kanak,namun para ahli neu-analitik ini tidak menyatakan bahwa kepribadian
seperti itu ditimbulkan secara langsung dari insting atau dorongan biologis.
Karen
Horney yang juga memandang masa kanak-kanak sebagai sesuatu masa kehidupan
dimana seorang individu dapat menjadi penuh kebencian,menyatakan bahwa
anak-anak harus merasa aman ketika kanak-kanak agar dapat berkembang
sebagaimana semestinya.
Horney
menyajikan cara-cara pertahanan diri yang dapat dipakai anak-anak yang
menjadikorban kekerasan.Salah satu mekanisme ini adalah meraih kekuasaan dan
superioritas terhadap yang lain,yang melawan perasaan bahwa seorang tidak
berdaya atau diperlukan secara salah.
Menurut
Erikson,tahap-tahap psikososial yang tidak diselesaikansecara berhasil akan
menghasilkan individu yang memilki sifat pemarah, bermusuhan, dan penuh
kebencian:
1)
Anak yang tidak mengembangkan kepercayaan yang memadai semasa bayi,cenderung
mengembangkan pola untuk senantiasa curiga dalam kehidupan kelak.
2)
Anak yang diperlukan deengan cara yang bermusuhan ketika dia didorong mencapai
otonomi dapat menjadi destruktif dan marah.
3)
Akhirnya,jika inisiatif anak dihukum dan dihalangi alih-alih ditantang secara
realistik,anak bisa gagal dalam mengembangkan superego yang memadai. Individu
ini, yang orang tua nya kurang membekalinya dalam ketiga tahap perkembangan
psikososial ini, cenderung menjadi orang dewasa yang penuh kebencian dan agresif.
d.
Kebencian dan Otoritarianisme:Erich Fromm
Fromm
menekankan iklim sosial seperti halnya sejarah pribadi individual sebagai
sumber kemarahan dan kebencian. Fromm berteori bahwa individu merasa lebih
sendiri dan terisolasi seiring dengan kemajuan peradaban dan seiring dengan
meningkatnya kebebasan individual yang diperoleh orang-orang. Dalam rangka
meniadakan perasaan kesepian dan alienasi, ia berteori beberapa orang
meninggalkan kebebasannya, melepaskan individualitas dan prinsip-prinsipnya
agar dapat menjadi bagian kelompok,berapapun harganya.
Dengan
demikian, Fromm memadukan determinan biologis dan non biologis yang menghasikan
kapasitas untuk melakukan kekerasan, dan ia menerima bahwa kanalisasi secara
tidak tepat dari dorongan-dorongan ketika kanak-kanak dapat menciptakan
berbagai masalah sepanjang hidup,namun ia meletakkan kesalahan terbesar pada
kegagalan dalam menemukan makna didalam sebuah masyarakat yang kosong.Dengan
demikian ia menggabungkan elemen-elemen dari pandangan eksistansial dan humanistik
dalam memandang kebencian.
e.
Pendekatan humanistik menngenai kebencian
Mereka
menggaris bawahi pentingnya moralitas, keadilan, komitmen, yang melibatkan
pemikiran yang kompleks dan kesadaran diri.kontras dengan para psikoanalis dan
neo-analis, para psikolog humanistik lebih banyak berfokus pada
individu-individu yang matang dan mencapai aktualisasi diri dibandingkan
berfokus pada individu yang penuh kebencian yang banyak sekali jumlahnya.
Mereka lebih melihat aspek-aspek yang mengarah pada sisi positif, dari apa yang
dikelliru dalam pengasuhan.meskipun demikian, penjelasan humanistik mengenai
kebencian individu dapat diturunkan dari teori-teorinya.
Psikolog
humanistik Carl Rogers berkeyakinan bahwa emosi negatif berasal dari kurangnya
penghargaan positif dalam kehidupan individu,khususnnya yang diberikan oleh
orang tua selama masa kanak-kanak.
Abraham
Maslow(1968)juga memperlihatkan bahwa berbagai ketakutan keraguan kita mengenai
diri sendiri berakar dari ketidak matangan dan kebencian. Ia berfokus pada berbagai
kebutuhan akan keamanan yang tidak terpenuhi sebagai penyebab terjadinya orang
dewasa yang neurotik. Seperti Rogers, Maslow bersikeras berpendapat bahwa
kejahatan dan kebencian bukan lah sisi mendasar dari kepribadian seseorang
melainkan merupakan akibat dari defisiensi lingkungan.
f.
Kebencian sebagai suatu trait
Bagi
para teoris trait , trait-trait seperti agresif merupakan bagian dari
organisasi dinamik kepribadian, bagian-bagian kepribadian yang menggiring
individu untuk bertindak dengan cara-cara tertentu. Raymond cattel menggunakan
analisis faktor untuk menyaring trait-trait manusia yang umum, mengisolasi
trait-trait tertentu, yang bila menggejala secara kuat membentuk trait-trait
dari seorang pembunuh.
Bagi
Hans Eysenck, dimensi kepribadin yang paling relevan dengan kebencian adalah
psikotism. Seorang yang tinggi dalam dimensi ini memiliki sifat impulsif, kejam,
keras hati, dan antisosial. Dalam riset terapan mengenai agresi, psikolog
seymaur feshbach (1971) memandang kemarahan sebagai suatu reaksi emosional yang
mencapai puncaknya dalam bentuk perilaku yang penuh kebencian. Feshbach
menemukan bahwa berbagai respon emosional lainnya seprti empati dan altruisme
dapat melawan agresi. Artinya, feshbach mengatakan bahwa empati dapat
menghambat respon seseorang terhadap konteks sosial yang membangkitkan berbagai
perasaan dan perilaku agresif.
g.
Pendekatan kognitif terhadap benci
Mereka
justru menekankan bahwa bukan pengalaman riil individu,namun cara seseorang
menginterpretasikan atau memahami berbagai relasi dan pengalamannyalah yang
menentukan tindakan-tindakannya.menurut pandangan ini,kebencian dan agresif
tergantung pada bagai mana cara kita belajar menjelaskan dunia.
George
Kelly sebagai contoh,melihat pemahaman personal menngenai orang lain. Ia menemukan
bahwa beberapa orang tidak membuat banyak pembedaan diantara orang lain mereka
cendrung lebih melihat orang lain sebagai sama satu sama lain. Orang yang lebih
otoritarian seperti ini,memperlihatkan apa yang oleh Kelly(1963) disebut
kognitif simplicity. Hal iini memungkinkan seseorang menganggap seluruh
kelompok orang sebagai musuh-musuhnya.
h.
Teori belajar:kebencian sebagai perilaku yang dipelajari
Berbagai
teori belajar menyatakan bahwa agresi diperoleh melalui berbagai mekanisme
yanng sama seperti semua perilaku. Teori belajar klasik menyatakan bahwa emosi
yang penuh kebencian merupakan respon – respon yang terkondi, sementara teori
belajar operant menekankan peran dari pennguatan dan hukuman dalam membentuk
agresivitas yang dipelajari. Teori belajar sosial menggabungkannya dengan
menyatakan bahwa perilaku benci merupakan hasil dari modeling, observasi,
imitasi, dan vicariously reinforced (sangat dibesarkan).
Memang
benar bahwa jika perilaku benci memperoleh penguatan, entah karena itu dapat
menarik perhatian, entah karena membangkitkan pujian dari orang lain, atau
karena menguntungkan material, maka orang itu akan terus bertindak dengan cara
bermusuhan. Pada kenyataan, sebenarnya agresi dapat semakin kuat.
i.
Perbedaan budaya yang terkait kebencian
Beberapa
masyarakat tergolong bersifat sangat agresif, sedang yang lain hanya
memperlilhatkan sedikit permusuhan dalam relasi antarpersonal. Rupanya, ada
sesuatu dalam tatanan sosial yang terkait dengan fakta ini.
Bahwa
diperbatasan Amerika Serikat, ditemukan bahwa perbedaan budaya memprediksikan
perbedaan taraf permusuhan. Nisbett dan Cohen (1996) yang membandingkan bahwa
dinegara-negara bagian utara AS dengan negara bagian selatan,menemukan bahwa
rata-rata pembunuhan yang lebih tinggi di selatan.
1.4 Benci yang salah arah
Dari
pengertian dan penjelasan tentang benci diatas kami mengambil kesimpulan bahwa
benci yang salah adalah benci yang berlebihan yang menyebabkan orang lain
menderita. Contoh: teroris. Dan benci kepada kebenaran.
1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Emosi
Menurut
Hurlock (1997:6) “faktor yang memainkan peranan penting dalam perkembangan
adalah kematangan dan belajar.” Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan
individu (Hurlock, 1997:6). Menurut Syamsudin (2004:79) “kematangan menunjukkan
kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase
pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari suatu fungsi psikofisik untuk
menjalankan fungsinya.” Pola kematangan emosi pada tahun pertama perkembangan
individu menjadi dasar bagi perkembangan emosi
1. Spontanitas
dan Pengendalian. Anak pada umumnya sangat spontan dalam menyatakan emosinya,
tetapi karena pengaruh dari kebudayaan individu dituntut harus dapat
mengendalikan ekspresi emosinya.
2. Karena
faktor kebudayaan tidak semua rangsangan emosional dapat dinyatakan sebagaimana
keinginan individu. Ekspresi emosi yang dapat diterima masyarakat dapat
dinyatakan sesuai dengan keinginan individu, tetapi yang negatif atau ditolak
oleh masyarakat perlu ditahan dan ditekan. Anak-anak sering dilarang menangis,
tertawa terbahak-bahak, marah, takut dan sebagainya, dalam perkembangan
emosi-emosi ini terpaksa ditekan, tidak dinyatakan.
3. Ekspresi
langsung atau tersembunyi. Emosi-emosi yang dimiliki intensitas tinggi seperti
benci, permusuhan dan sebagainya, mungkin dapat dinyatakan secara langsung,
mungkin juga tidak. Pada umumnya emosi-emosi demikian, bukan hanya ditahan atau
ditekan, tetapi disembunyikan.
Penilaian
seseorang terhadap setiap permasalahan yang dihadapi tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi.
BAB
II
PENTINGNYA
PEMILIHAN TEMA
Terkadang
kita tidak menyadari bahwa kehidupan yang dijalani tak akan luput dari masalah
yang melahirkan kebencian dan kemarahan. Amarah dan kebencian adalah salah satu
penyakit hati yang akan menggerogoti jiwa bahkan raga. Kebencian dan amarah
membuat tubuh tegang dan menyebabkan penyakit. Jika ditelaah lebih lanjut, inti
dari peenyebab amarah atau kebencian itu muncul adalah karena apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Ketidaksesuaian yang tidak disertai
dengan kelapangan dan keikhlasan hati membuat hati menjadi mudah terbakar
emosi.
Harus
diakui jika membuat hati yang lapang dan ikhlas tidaklah mudah. Sebagai manusia
kita terkadang menuntut sebuah kehidupan sesuai dengan apa yang kita inginkan
dan kita rencanakan. Ekspektasi yang terlalu tinggi pada manusia juga akan
membuahkan kekecewaan dan kemarahan, karenanya tidaklah kita harus berharap
selain kepada Allah karena harapan pada manusia pasti akan berbuah kekecewaan
sebab manusia adalah gudang kesalahan sementara kesempurnaan hanyalah milik
Allah.
Berharap
kepada suami misalnya, ketika kita memasak semata-mata untuk mendapatkan pujian
dari suami maka seketika itu pula kita akan kecewa, marah dan benci ketika
masakan yang dibuat menuai kritik atau tidak disukai olehnya. Hal ini tidak
akan terjadi jika kita memasak hanya karena mengharap ridha Allah dan untuk
memenuhi kewajiban seorang istri demi menyenangkan hati suami. Jika niatnya
sudah seperti ini maka pujian dari suami hanyalah sebagai bonus selain pahala
yang didapatkan karena niat yang benar.
Pemaparan di atas dilakukan untuk mencegah
rasa marah atau benci itu muncul. Lantas, apa yang harus dilakukan ketika
kebencian telah terlanjur melumuri dan menggerogoti hati?. Pertama ingatlah
bahwa hidup masih sangat kompleks dan membutuhkan pemikiran yang fokus dan
mendalam. Kebencian pada orang lain hanya akan menyia-nyiakan waktu, tenaga dan
pikiran pada sesuatu yang sia-sia. Padahal, bisa saja orang yang tengah
dipikirkan mati-matian itu tengah bersenang-senang diluar sana sementara kita sibuk
memikirkan kebencian padanya. Kedua ingatlah bahwa hidup yang ada hari ini
adalah anugerah dari Allah.
Kita
tidak pernah tahu apakah hari esok masih ada untuk kita, karenanya sungguh
sia-sia jika kita menghabiskan hari ini dengan kebencian pada orang lain tanpa
menikmati hari yang Allah anugerahkan. Ketiga, jika kebencian itu datang karena
kekecewaan atas ketidaksesuaian kenyataan dengan apa yang kita inginkan,
pikirkan kembali seberapa persen ketidaksesuaian itu ada dalam hidup kita.
Bukankah jika dihitung dan dibandingkan lebih banyak yang sesuai daripada yang
tidak sesuai?. Kemampuan berpikir seperti ini akan membuat kita malu kepada
Allah jika harus menghabiskan setiap desah nafas yang Allah anugerahkan untuk
sebuah kebencian.
BAB
III
SOLUSI
Langkah
pertama untuk dapat menghilangkan kebencianmu adalah dengan menyadari
keberadaan mereka dan mengenalinya.
Langkah
kedua adalah memaafkan diri kamu untuk siapa dan untuk apa kamu sekarang, dan
memaafkan orang orang tertentu dari masa lalu kamu untuk apa yang telah mereka
lakukan terhadapmu.
Pertanyaan
yang harus kamu tanyakan pada dirimu adalah :
Apakah
saya ingin kebencian saya itu hilang, atau saya menginginkan balas dendam??
Mustahil
untuk dapat bebas dari rasa benci jika kamu masih ingin melakukan “sedikit”
balas dendam.
Lewis
Smedes mengatakan “tidak ada orang yang kelihatannya lahir dengan talenta
mengampuni.”
Jika
bagian dalam dirimu lebih menyukai balas dendam dari pada memaafkan, lalu
bagaimanakah kamu akan melakukan balas dendam itu?
Apakah
orang lain tersebut mengetahui kebencian yang kamu rasakan terhadapnya? Apakah
dia menyadari usahamu membalas dendam?
Apakah
kamu menulis rencana pembalasan dendam mu, sampai hal yang terkecil yang akan
kamu lakukan?
Apakah
kamu telah terus terang kepada orang tersebut mengenai perasaanmu dan rencanamu
membalasnya?
Jika
tidak, mengapa tidak? Jika balas dendam adalah hal yang kamu inginkan, mengapa
tidak segera melakukannya dan membebaskan dirimu, agar hidupmu dapat berjalan
sepenuhnya tanpa ada kebencian yang merintangi.
Mungkin
reaksi mu adalah, “itu ide yang sangat tidak masuk akal! Jika saya memang ingin
melakukannya pun, saya tetap tidak dapat melakukannya.” Benarkah?
Jika
hal itu benar, mengapa kamu tidak menghilangkan kebencianmu sepenuhnya saja.
Jika
kamu mau memaafkan orang tertentu dari masa lalu tersebut, itu berarti kamu mau
mengubah sikap kamu terhadapnya. Kamu dapat belajar berkomunikasi dengan jujur
dan tidak terperangkap lagi dalam pola yang lama (balas dendam). Perubahan dari
sikap kamu menolong orang lain untuk berubah juga.
Menghilangkan
kebencian dapat membuat kamu :
1. berhenti
menyalahkan orang lain untuk keadaan sulit atau situasi yang kamu alami.
2. berhenti
mengasihani dirimu sendiri.
3. berhenti
berbicara terlalu banyak mengenai orang lain/masa lalu kamu.
Dengan
adanya kebencian yang bersemayam dalam dirimu telah membiarkan orang lain
tersebut kontrol atas perasaanmu. Kamu telah mengalihkan kekuasaan atas dirimu
kepada orang lain. Mengapa memberikan kekuasaan atas kamu kepada seorang manusia?,
tidak kepada Tuhan mu?
Ada
kalimat yang mengatakan “apa yang kamu tolak justru akan tetap ada”. Hal ini
berarti, jika kamu tidak bersedia untuk menghilangkan kebencianmu, maka hal itu
akan terus ada dan berulang hanya saja dengan penampilan yang berbeda beda
datang menghampirimu.
Bagaimana
Menghilangkan Kebencian??
1. Buatlah
daftar dari semua kebencian yang kamu miliki terhadap orang orang tertentu yang
kamu izinkan untuk terus membatasi hidupmu. Tulislah semua perasaan sakit hati
dan terluka serinci dan sebanyak yang kamu bisa ingat. Tuliskan secara detil
apa yang terjadi dan bagaimana perasaan kamu saat itu dan perasaan kamu
sekarang. Dan jangan perlihatkan daftar ini ke orang lain.
2. Setelah
menulis daftar tersebut, berhenti dan bersantailah sebentar. Dengan melakukan
ini kamu dapat mengingat hal hal yang mungkin terlewatkan.
3. Pergilah
ke sebuah ruangan dan mengambil dua kursi. Kemudian duduklah dikursi tersebut
dan bayangkan orang yang kamu benci sedang duduk dihadapanmu dan mendengarkan
apa yang kamu bicarakan padanya. Selanjutnya bacakan semua keluhan kamu
padanya, dan bayangkan orang tersebut bicara kepada mu, “saya ingin mendengar
apa saja yang ingin engkau katakan kepada saya dan saya akan menerimanya, ayo
lanjutkan apa yang ingin engkau bicarakan.” Dan bayangkan lagi orang yang kamu
benci itu mendengarkan kamu, menganggukkan kepalanya setuju, dan mengerti
perasaanmu.
4. Akhirnya
sebelum kamu mengakhiri waktu berceritamu, kamu pejamkan mata dan bayangkan
dirimu dan orang yang kamu benci itu berdiri bersama sama dan bergandengan
tangan. Dan bayangkan orang yang kamu benci itu mengatakan padamu, bahwa dia
suka dan mau selalu mendengar apa yang kamu katakan kepadanya.
Metode
lain yang dapat menolong adalah dengan menulis sepucuk surat kepada orang yang
kamu benci. Tapi bukanberarti kamu benar benar mengirim surat itu kepadanya.
Dengan menulis surat lebih menolong dibandingkan dengan cara berkata kata.
Ajaklah seseorang yang tepat untuk membantumu mendengarkar isi surat yang kamu
buat, dan kamu bacakan isi surat tersebut secara keras/lantang sambil
membayangkan orang yang kamu benci sedang duduk dihadapanmu, dan sedang
mendengarkan kamu.
Sangat
penting untuk menceritakan isi surat tersebut dengan seseorang yang benar benar
dapat dipercayai. Dia mungkin seorang sahabat, pasangan kita, atau keluarga
kita. Orang tersebit harus mau menjadi pendengar dan mendukung tanpa membuat
penilaian atau melanggar kepercayaan kamu. Duduklah berhadapan dengan
pendengarmu itu kemudian mulailah membaca suratmu.
Pendengar
tersebut dapat memberikan komentar, tapi hanya yang membangun dan mendukung
dalam apa yang sedang kamu rasakan. Orang itu berada disana untukmu. Pengalaman
membagikan yang dilakukan dengan kehadiran orang yang memperhatikan kamu ini,
sangat baik untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi dirimu. Jangan lupa untuk
ucapkan terima kasih kepadanya setelah itu.
3.1 Memberikan Tanggapan Yang baik
Satu
langkah terakhir yang paling penting dalam proses ini. Tidak hanya
menghilangkan kebencian saja yang penting dilakukan, ada hal yang sangat
penting untuk dilakukan. Yaitu memberikan tanggapan yang baik kepada orang
orang yang telah menyakiti kamu. Tanggapan anda dapat berupa keramahan,
penerimaan, kasih, sikap yang bersahabat, dan semacamnya. Ini adalah cara untuk
menghilangkan ikatan terakhir yang membuat kebencianmu tetap ada.
Apakah
wajar untuk luka lama terus menerus? Apakah wajar untuk terus terpaku dengan
masa lalu yang menyakitkan? Keinginan untuk membalas seperti memiliki sebuah
video dalam diri kamu yang tidak dapat dimatikan. Dia memainkan episode yang
menyakitkan it uterus menerus dalam pikiran kamu. Dan setiap kali itu diputar,
kamu merasa terluka kembali. Apakah itu wajar?
Dengan
memaafkan berarti kamu telah mematikan video dari kenangan yang menyakitkan
tersebut. Memaafkan adalah satu satunya cara untuk menghentikan putaran
kenangan yang menyakitkan dalam benak mu. Tidak mau memaafkan berarti
menciptakan penderitaan didalam diri kita sendiri. Ucapkanlah pada dirimu
sendiri, “tidak apa apa, semua sudah berlalu. Saya tidak membenci atau
memandangmu sebagai musuh. Saya mengasihimu, walaupun kamu tidak mengasihi
saya.”
semua
itu akan jauh lebih baik daripada kamu harus terus menerus tersiksa dalam luka
masa lalu yang menyakitkanmu.
Banyak
terapi yang disuguhkan oleh para ahli psikologi yang berkenaan untuk
menanggulangi kebencian yang diantaranya dikemukakan oleh ahli psikosibernetika
Maxwell maltz ( 1980 ) menyarankan tiga langkah untuk menceah kebencia.
1. Pandanglah cermin lihat wajah sendiri yang sedang
marah dan eksperikan bagai mana kelihatanya.
2. Hilangkan energi yang meledak itu dalam suatu
aktifitas
3. Menulisnya surat yang keji denga kata-kata
kasar sebagaimana layaknya kita marah.
Wayne
Dyer ( 1977 ) mengemukakan sejumlah strategi untuk mengatasi kemarahan pada
berbagai situasi yang mencakup 18 cara, yaitu;
1. Selalu
mengingatkan diri bahwa tidak perlu marah.
2. Berusaha
menunda kemarahan selama 15 detik 30 detik dan seterusnya
3. Apabila
sedang mengajari anak diperlukan kemarahan yang berpura-pura
4. Tidak
perlu marah terhadap yang tidak disukai
5. Kita
harus sadar bahwa orang lain berhak apa yang disukainya, dan kita tak perlu
memarahinya
6. Selalu
meminta orang lain untuk selalu menasihati kita.
7. Mempunyai
buku catatan kemarahan.
8. Mau
mengumumkan bahwa anda telah marah.
9. Untuk
menetrralisir dekatkanlah diri anda dengan yang dicintai
10. Apabila
setelah tenang bicarakan dengan orang yang anda marahi
11. Gemboskan
kemarahan anda pada detik pertama kemarahaan anda.
12. Anda
perlu ingat bahwa 50% orang tidak akan suka terhadap keputusan anda, jadi anda
tidak perlu marah
13. Mau
menceritakan kemarahanya kepada orang lain
14. Singkirkan
pengharapan-pengaharapan kepada orang lain yang anda miliki
15. Ingatkanlah
diri anda bahwa anak-anak akan selalu aktif dan berisik jadi tidak perlu marah
karena itu.
16. Cintilah
diri anda sendiri
17. Dalam
kemacetan lalulintas anda selalu mengecek seberapa lama anda tiidak marah.
18. Daripada
anda menjadi budak emosional lebih baik anda berpikir untuk membuatnya sebagai
suatu tantangan untuk merubahnya.
BAB
IV
KONTROVERSI
TOPIK
Kebencian
merupakan emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan,
atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga
merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau
menghilangkannya.
Kadangkala
kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi
banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.
Kebencian terkadang menutup mata kita dari kata damai dan bebas dari kata
kebencian, kebencian memang sering kali kita temukan di lingkungan sekitar kita
bahkan di dalam diri kita sendiri terdapat kebencian.
Tidak
dapat di elakkan bahwa kebencian tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
sehari-hari bagaimana kita berbaur dengan lingkungan dan bagaimana kita
menanggapi lingkungan yang ada di sekitar kita, seringkali kita menomer satukan
kebencian dan menomer duakan logika.
Menurut
saya kebencian adalah hal yang mutlak sering terjadi di diri kita sendiri,
namun bagaimana kita sebagai individu yang seharusnya bisa mengontrol emosi dan
kebencian kita, alangkah indahnya jika kehidupan yang kita jalani jauh dari
kata kebencian dan tidak adanya yang terbesit di dalam hati kita sebagai
manusia.
Seharusnya
sebagai makhluk yang berakal dan beragama kita lebih bisa memilah masalah mana
yang seharusnya kita selesaika dan masalah mana yang sebenarnya tidak perlu
kita besar-besarkan. Kebencian seharusnya dapat di kurangi dan dapat di buang
dari kehidupan kita, sangat mungkin sekali bahwa kebencian itu dapat di buang
dari kehidupan kita, kita sebagai manusia dapat memilih dan memilah bagaimana
kita dapat bergaul dan bagai mana kita berbicara, karena sebenarnya
kebencianmuncul karena adanya salah tutur kata salah tingkah laku dan salah dalam
maksutan.
Adanya
cinta dalam artian saling menghargai satu sama lain adalah kunci dari
terlepasnya kebencian dari diri kita jika kita sebagai manusia tidak ingin di
benci maka kita juga tidak boleh membenci atau menjelek-jelekkan orang karna
itu dapat membuat kita terjerumus dalam kebencian.
Denagan
menghapuskan kebencian kita dapat membuka jalan kita menuju kesurga dengan
artian kita dapat menambah pahala selama di dunia, kebencian adalah suatu yang
tidak perlu tertanam di dalam hati kita, karna kebencian dapat menjauhkan kita
dari persahabatan, persahabatan yang utuh adalah persahabatan yang menjauhkan
dan mendekatkan rasa aman dan damai, kebencian juga dapat merusak hubungan kita
dengan keluarga karena keluarga adalah unit terkecil yang kita miliki, jika di
dalam keluarga saja kita sudah menanamkan kebencian bagaimana kita di dunia
luar yang bertemunya tidak hanya dengan keluarga.
Alangka
lebih baiknya jika kita hidup di dunia bebas tanpa adanya perselisihan dan
tidak adanya saling membenci dan membenci bukan memperbaiki keadaan melaikan
merusak keadaan dan memperburuk keadaan jauhkan dirikita dari kebencian dan
jauhkan hati kita dari kebencian, hidup kita terlalu indah jika hanya di isi
dengan kebencian antar umatnya.
BAB
V
PENUTUP
“Kegelapan
tak bisa mengusir kegelapan hanya terang yg dapat mengusirnya. Sama halnya dengan kebencian, Kebencian
yang dibalas kebencian tidak akan menghilangkan kebencian tersebut. Hanya kasih
yang dapat menghilangkan kebencian”
menurut pendapat saya, orang-orang dengan kebencian itu adalah orang orang dengan iman middle low karena orang-orang seperti itu merupakan orang-orang yang mudah di provokasi
BalasHapusMenurut opini aku sih, ga ada untungnya kita saling benci. yang ada malah ngerugiin pihak satu dengan yang lainnya
BalasHapusheran lihat orang yang selalu mempeributkan perbedaan. ntah beda pendapat,Ras apa lagi agama. padahal kita hidup di dunia memang diciptakan berbeda2 tinggal bagaimana kita menyatukan perbedaan tersebut.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskebencian itu sudah seharusnya diatasi supaya tidak lagi menyakiti banyak pihak yang sebenarnya tak bersalah
BalasHapusTuhan tak menciptakan umatnya untuk saling membenci melainkan untuk saling mengasihi satu sama lain
BalasHapusKebencian bukanlah hal yang tepat untuk kehidupan kita yang penuh dengan perbedaan, seharusnya sebagai manusia kita dapat memaknai kebencian itu sebagai jalan awal kita untuk tetap menjalin ukhuwah islamiah dengan individu yang lain
BalasHapus