Sabtu, 28 November 2015

PAPER KEBENCIAN

PAPER KEBENCIAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama



Disusun oleh :
Vindhy Dwi Iriani
15.E1.0264

PROGRAM STUDI S-1 PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebenciaan dalam sisi Psikologi merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya. Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan dari pada cinta adalah ketidakpedulian.  Benci (hate) adalah salah satu bagian dari sifat-sifat manusia.

Dalam ilmu psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiaannya.
Definisi benci yang lebih baru menurut Penguin Dictionary of Psychology (Wikipedia) adalah “emosi yang dalam dan bertahan kuat, yang mengekspresikan permusuhan dan kemarahan terhadap seseorang, kelompok, atau objek tertentu”.
Teori-teori tentang Benci
a. Penjelasan biologis mengenai benci
Agresi beserta manifestasi internalnya sebagai sisi kemanusiaan yang memiliki dasar biologis dan bersifat alamiah; artinya, secara biologis kita memiliki predisposisi yang bersifat bawaan genetis untuk membenci.
1.2 Penjelasan Etologis
Etolog Konrad Lorenz (1967) dan Eibl-Eibesfeldt (1971,1979) mengatakan bahwa agresi merupakan produk dari proses evolusioner yang bersifat adaptif. Menurut pendapat ini, kebencian bersifat terberi karena agresi bersifat adaptif bagi evolusi spesies kita.
Para teori etologi ini juga mengatakan bahwa berbagai tendensi agresif alamiah dapat saja terdistorsi dan kadangkala diekpresikan secara tidak tepat.sebagai contoh, karena masyarakat modern kita mengekang berbagai tindakan agresif ,maka frustasi berawal dari agresi alamiah ini dapat menghasilkan suatu bentuk penumpukan agresi yang memerlukan tindakan untuk mengekspresikan atau melampiaskan agresi itu.
Berbagai solusi etologis terhadap agresi sering kali terbukti tidak afektif. Penjelasan etologis umumnya memberikan kesan bahwa agresi tidak dapat dihindari. Jika hal itu terkait dengan gen kita, maka hal itu tidak dapat dihentikan (Silverberg & Gray,1992,Stoff & Cairns,1996).

1.3 Gangguan Otak
Kepribadian agresif dan penuh kebencian melibatkan gangguan struktur dan gangguan otak yang disebabkan oleh obat. Berdasarkan sejumlah eksprimen yang dilakukan di dalam laboratorium hewan diketahui bahwa stimulasi terhadap sejumlah pusat di otak dapat menghasilkan kemarahan yang intens dan tak kunjung padam (Adams dkk,1993).Memang,beberapa orang yang terbukti memiliki kecenderungan untuk berang dan menaruh kebencian yang hebat ditemukan memiliki struktur otak yang abnormal serta cedera pada dan dekat hipotalamus dan amigdala (lobus temporal).
Gangguan otak biasanya diasosiasikan dengan kemarahan mendadak dan tidak terkontrol alih-alih dengan rencana untuk membunuh jutaan orang yang dilakukan secara dingin, penuh perhitungan dan perencanaan.
Berbagai studi yang menggunakan positron emission tomography (PET) scan memperlihatkan bahwa orang dengan kepadatan dari reseptor dopamin yang rendah (reseptor-reseptor D2) yang terletak diarea basal ganglia dari otak, cenderung memiliki kepribadian yang menjaga jarak dan dingin (Farde,Gustavsson,Josson,1997). Dopamin,sebuah neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi) penting berkaitan dengan suasana hati (mood) dan berbagai defiseinsi neurotransmiter sebagian ditentukan secara genetis (Hendricks dkk,2003).
b. Pendekatan psikoanalitik mengenai benci
Freud membuat dalil mengenai eksistensi insting atau dorongan agresif. Pada kenyataannya,ia berteori bahwa semua manusia memiliki insting kematian. Thanatos yang merupakan dorongan yang terarah pada kematian dan prilaku meruusak nilai (self-destructive), yang namanya diambil dari dewa kematian Yunani.Meskipun demikian, prilaku merusak diri tidak diterima didalam masyarakat modern (Weiningger,1996). Seperti hal nya impuls-impuls seksual yang tidak dapat diterima secara sosial, energi ini harus dilepaskan atau disalurkan dengan cara-cara yang secara sosial tepat.
Salah satu mekanisme yang dilibatkan dapat berupa memproyeksikan impuls-impuls kematian ke objek yang dibenci , yakni dengan mengatribusikan kebencian keorang lain. Sebagai contoh, mereka mungkain melihat orang lain sebagai sosok yang agresif, penuh kebencian, dan berbahaya.





c. Pandangan Neo-Analitik mengenai benci
Jung berhipotesis mengenai sejumlah elemen yang umum disemua kepribadian manusia, arketip, salah satu arketip khusus , yang disebut shadow, adalah tempat insting-insting hewan dan primitif berada. Dengan demikian, menurut Jung ekpresi shadow yang tidak sesuai atau terkontrol dapat mengakibatkan kebencian dan agresi yang amat kuat seperti yang terjadi kepada Hitler, selain itu, ingatlah bahwa Jung menjelaskan tipe-tipe psikologis yang didasarkan pada kedudukan individu dalam tipologi.
Alfred Adler dan Karen Horney juga berkeyakinan (seperti Freud dan Jung) bahwa kepribadian yang bermusuhan dan penuh kebencian berkembang pada masa kanak-kanak,namun para ahli neu-analitik ini tidak menyatakan bahwa kepribadian seperti itu ditimbulkan secara langsung dari insting atau dorongan biologis.
Karen Horney yang juga memandang masa kanak-kanak sebagai sesuatu masa kehidupan dimana seorang individu dapat menjadi penuh kebencian,menyatakan bahwa anak-anak harus merasa aman ketika kanak-kanak agar dapat berkembang sebagaimana semestinya.
Horney menyajikan cara-cara pertahanan diri yang dapat dipakai anak-anak yang menjadikorban kekerasan.Salah satu mekanisme ini adalah meraih kekuasaan dan superioritas terhadap yang lain,yang melawan perasaan bahwa seorang tidak berdaya atau diperlukan secara salah.



Menurut Erikson,tahap-tahap psikososial yang tidak diselesaikansecara berhasil akan menghasilkan individu yang memilki sifat pemarah, bermusuhan, dan penuh kebencian:
1) Anak yang tidak mengembangkan kepercayaan yang memadai semasa bayi,cenderung mengembangkan pola untuk senantiasa curiga dalam kehidupan kelak.
2) Anak yang diperlukan deengan cara yang bermusuhan ketika dia didorong mencapai otonomi dapat menjadi destruktif dan marah.
3) Akhirnya,jika inisiatif anak dihukum dan dihalangi alih-alih ditantang secara realistik,anak bisa gagal dalam mengembangkan superego yang memadai. Individu ini, yang orang tua nya kurang membekalinya dalam ketiga tahap perkembangan psikososial ini, cenderung menjadi orang dewasa yang penuh kebencian dan agresif.
d. Kebencian dan Otoritarianisme:Erich Fromm
Fromm menekankan iklim sosial seperti halnya sejarah pribadi individual sebagai sumber kemarahan dan kebencian. Fromm berteori bahwa individu merasa lebih sendiri dan terisolasi seiring dengan kemajuan peradaban dan seiring dengan meningkatnya kebebasan individual yang diperoleh orang-orang. Dalam rangka meniadakan perasaan kesepian dan alienasi, ia berteori beberapa orang meninggalkan kebebasannya, melepaskan individualitas dan prinsip-prinsipnya agar dapat menjadi bagian kelompok,berapapun harganya.
Dengan demikian, Fromm memadukan determinan biologis dan non biologis yang menghasikan kapasitas untuk melakukan kekerasan, dan ia menerima bahwa kanalisasi secara tidak tepat dari dorongan-dorongan ketika kanak-kanak dapat menciptakan berbagai masalah sepanjang hidup,namun ia meletakkan kesalahan terbesar pada kegagalan dalam menemukan makna didalam sebuah masyarakat yang kosong.Dengan demikian ia menggabungkan elemen-elemen dari pandangan eksistansial dan humanistik dalam memandang kebencian.
e. Pendekatan humanistik menngenai kebencian
Mereka menggaris bawahi pentingnya moralitas, keadilan, komitmen, yang melibatkan pemikiran yang kompleks dan kesadaran diri.kontras dengan para psikoanalis dan neo-analis, para psikolog humanistik lebih banyak berfokus pada individu-individu yang matang dan mencapai aktualisasi diri dibandingkan berfokus pada individu yang penuh kebencian yang banyak sekali jumlahnya. Mereka lebih melihat aspek-aspek yang mengarah pada sisi positif, dari apa yang dikelliru dalam pengasuhan.meskipun demikian, penjelasan humanistik mengenai kebencian individu dapat diturunkan dari teori-teorinya.
Psikolog humanistik Carl Rogers berkeyakinan bahwa emosi negatif berasal dari kurangnya penghargaan positif dalam kehidupan individu,khususnnya yang diberikan oleh orang tua selama masa kanak-kanak.
Abraham Maslow(1968)juga memperlihatkan bahwa berbagai ketakutan keraguan kita mengenai diri sendiri berakar dari ketidak matangan dan kebencian. Ia berfokus pada berbagai kebutuhan akan keamanan yang tidak terpenuhi sebagai penyebab terjadinya orang dewasa yang neurotik. Seperti Rogers, Maslow bersikeras berpendapat bahwa kejahatan dan kebencian bukan lah sisi mendasar dari kepribadian seseorang melainkan merupakan akibat dari defisiensi lingkungan.
f. Kebencian sebagai suatu trait
Bagi para teoris trait , trait-trait seperti agresif merupakan bagian dari organisasi dinamik kepribadian, bagian-bagian kepribadian yang menggiring individu untuk bertindak dengan cara-cara tertentu. Raymond cattel menggunakan analisis faktor untuk menyaring trait-trait manusia yang umum, mengisolasi trait-trait tertentu, yang bila menggejala secara kuat membentuk trait-trait dari seorang pembunuh.
Bagi Hans Eysenck, dimensi kepribadin yang paling relevan dengan kebencian adalah psikotism. Seorang yang tinggi dalam dimensi ini memiliki sifat impulsif, kejam, keras hati, dan antisosial. Dalam riset terapan mengenai agresi, psikolog seymaur feshbach (1971) memandang kemarahan sebagai suatu reaksi emosional yang mencapai puncaknya dalam bentuk perilaku yang penuh kebencian. Feshbach menemukan bahwa berbagai respon emosional lainnya seprti empati dan altruisme dapat melawan agresi. Artinya, feshbach mengatakan bahwa empati dapat menghambat respon seseorang terhadap konteks sosial yang membangkitkan berbagai perasaan dan perilaku agresif.
g. Pendekatan kognitif terhadap benci
Mereka justru menekankan bahwa bukan pengalaman riil individu,namun cara seseorang menginterpretasikan atau memahami berbagai relasi dan pengalamannyalah yang menentukan tindakan-tindakannya.menurut pandangan ini,kebencian dan agresif tergantung pada bagai mana cara kita belajar menjelaskan dunia.
George Kelly sebagai contoh,melihat pemahaman personal menngenai orang lain. Ia menemukan bahwa beberapa orang tidak membuat banyak pembedaan diantara orang lain mereka cendrung lebih melihat orang lain sebagai sama satu sama lain. Orang yang lebih otoritarian seperti ini,memperlihatkan apa yang oleh Kelly(1963) disebut kognitif simplicity. Hal iini memungkinkan seseorang menganggap seluruh kelompok orang sebagai musuh-musuhnya.
h. Teori belajar:kebencian sebagai perilaku yang dipelajari
Berbagai teori belajar menyatakan bahwa agresi diperoleh melalui berbagai mekanisme yanng sama seperti semua perilaku. Teori belajar klasik menyatakan bahwa emosi yang penuh kebencian merupakan respon – respon yang terkondi, sementara teori belajar operant menekankan peran dari pennguatan dan hukuman dalam membentuk agresivitas yang dipelajari. Teori belajar sosial menggabungkannya dengan menyatakan bahwa perilaku benci merupakan hasil dari modeling, observasi, imitasi, dan vicariously reinforced (sangat dibesarkan).
Memang benar bahwa jika perilaku benci memperoleh penguatan, entah karena itu dapat menarik perhatian, entah karena membangkitkan pujian dari orang lain, atau karena menguntungkan material, maka orang itu akan terus bertindak dengan cara bermusuhan. Pada kenyataan, sebenarnya agresi dapat semakin kuat.
i. Perbedaan budaya yang terkait kebencian
Beberapa masyarakat tergolong bersifat sangat agresif, sedang yang lain hanya memperlilhatkan sedikit permusuhan dalam relasi antarpersonal. Rupanya, ada sesuatu dalam tatanan sosial yang terkait dengan fakta ini.

Bahwa diperbatasan Amerika Serikat, ditemukan bahwa perbedaan budaya memprediksikan perbedaan taraf permusuhan. Nisbett dan Cohen (1996) yang membandingkan bahwa dinegara-negara bagian utara AS dengan negara bagian selatan,menemukan bahwa rata-rata pembunuhan yang lebih tinggi di selatan.

1.4 Benci yang salah arah
Dari pengertian dan penjelasan tentang benci diatas kami mengambil kesimpulan bahwa benci yang salah adalah benci yang berlebihan yang menyebabkan orang lain menderita. Contoh: teroris. Dan benci kepada kebenaran.


1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi
Menurut Hurlock (1997:6) “faktor yang memainkan peranan penting dalam perkembangan adalah kematangan dan belajar.” Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan individu (Hurlock, 1997:6). Menurut Syamsudin (2004:79) “kematangan menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya.” Pola kematangan emosi pada tahun pertama perkembangan individu menjadi dasar bagi perkembangan emosi
1.      Spontanitas dan Pengendalian. Anak pada umumnya sangat spontan dalam menyatakan emosinya, tetapi karena pengaruh dari kebudayaan individu dituntut harus dapat mengendalikan ekspresi emosinya.
2.      Karena faktor kebudayaan tidak semua rangsangan emosional dapat dinyatakan sebagaimana keinginan individu. Ekspresi emosi yang dapat diterima masyarakat dapat dinyatakan sesuai dengan keinginan individu, tetapi yang negatif atau ditolak oleh masyarakat perlu ditahan dan ditekan. Anak-anak sering dilarang menangis, tertawa terbahak-bahak, marah, takut dan sebagainya, dalam perkembangan emosi-emosi ini terpaksa ditekan, tidak dinyatakan.
3.      Ekspresi langsung atau tersembunyi. Emosi-emosi yang dimiliki intensitas tinggi seperti benci, permusuhan dan sebagainya, mungkin dapat dinyatakan secara langsung, mungkin juga tidak. Pada umumnya emosi-emosi demikian, bukan hanya ditahan atau ditekan, tetapi disembunyikan.
Penilaian seseorang terhadap setiap permasalahan yang dihadapi tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi.


BAB II
PENTINGNYA PEMILIHAN TEMA

Terkadang kita tidak menyadari bahwa kehidupan yang dijalani tak akan luput dari masalah yang melahirkan kebencian dan kemarahan. Amarah dan kebencian adalah salah satu penyakit hati yang akan menggerogoti jiwa bahkan raga. Kebencian dan amarah membuat tubuh tegang dan menyebabkan penyakit. Jika ditelaah lebih lanjut, inti dari peenyebab amarah atau kebencian itu muncul adalah karena apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Ketidaksesuaian yang tidak disertai dengan kelapangan dan keikhlasan hati membuat hati menjadi mudah terbakar emosi.
Harus diakui jika membuat hati yang lapang dan ikhlas tidaklah mudah. Sebagai manusia kita terkadang menuntut sebuah kehidupan sesuai dengan apa yang kita inginkan dan kita rencanakan. Ekspektasi yang terlalu tinggi pada manusia juga akan membuahkan kekecewaan dan kemarahan, karenanya tidaklah kita harus berharap selain kepada Allah karena harapan pada manusia pasti akan berbuah kekecewaan sebab manusia adalah gudang kesalahan sementara kesempurnaan hanyalah milik Allah.
Berharap kepada suami misalnya, ketika kita memasak semata-mata untuk mendapatkan pujian dari suami maka seketika itu pula kita akan kecewa, marah dan benci ketika masakan yang dibuat menuai kritik atau tidak disukai olehnya. Hal ini tidak akan terjadi jika kita memasak hanya karena mengharap ridha Allah dan untuk memenuhi kewajiban seorang istri demi menyenangkan hati suami. Jika niatnya sudah seperti ini maka pujian dari suami hanyalah sebagai bonus selain pahala yang didapatkan karena niat yang benar.

          
 Pemaparan di atas dilakukan untuk mencegah rasa marah atau benci itu muncul. Lantas, apa yang harus dilakukan ketika kebencian telah terlanjur melumuri dan menggerogoti hati?. Pertama ingatlah bahwa hidup masih sangat kompleks dan membutuhkan pemikiran yang fokus dan mendalam. Kebencian pada orang lain hanya akan menyia-nyiakan waktu, tenaga dan pikiran pada sesuatu yang sia-sia. Padahal, bisa saja orang yang tengah dipikirkan mati-matian itu tengah bersenang-senang diluar sana sementara kita sibuk memikirkan kebencian padanya. Kedua ingatlah bahwa hidup yang ada hari ini adalah anugerah dari Allah.
Kita tidak pernah tahu apakah hari esok masih ada untuk kita, karenanya sungguh sia-sia jika kita menghabiskan hari ini dengan kebencian pada orang lain tanpa menikmati hari yang Allah anugerahkan. Ketiga, jika kebencian itu datang karena kekecewaan atas ketidaksesuaian kenyataan dengan apa yang kita inginkan, pikirkan kembali seberapa persen ketidaksesuaian itu ada dalam hidup kita. Bukankah jika dihitung dan dibandingkan lebih banyak yang sesuai daripada yang tidak sesuai?. Kemampuan berpikir seperti ini akan membuat kita malu kepada Allah jika harus menghabiskan setiap desah nafas yang Allah anugerahkan untuk sebuah kebencian.







BAB III
SOLUSI

Langkah pertama untuk dapat menghilangkan kebencianmu adalah dengan menyadari keberadaan mereka dan mengenalinya.
Langkah kedua adalah memaafkan diri kamu untuk siapa dan untuk apa kamu sekarang, dan memaafkan orang orang tertentu dari masa lalu kamu untuk apa yang telah mereka lakukan terhadapmu.

Pertanyaan yang harus kamu tanyakan pada dirimu adalah :
Apakah saya ingin kebencian saya itu hilang, atau saya menginginkan balas dendam??
Mustahil untuk dapat bebas dari rasa benci jika kamu masih ingin melakukan “sedikit” balas dendam.
Lewis Smedes mengatakan “tidak ada orang yang kelihatannya lahir dengan talenta mengampuni.”

Jika bagian dalam dirimu lebih menyukai balas dendam dari pada memaafkan, lalu bagaimanakah kamu akan melakukan balas dendam itu?
Apakah orang lain tersebut mengetahui kebencian yang kamu rasakan terhadapnya? Apakah dia menyadari usahamu membalas dendam?
Apakah kamu menulis rencana pembalasan dendam mu, sampai hal yang terkecil yang akan kamu lakukan?
Apakah kamu telah terus terang kepada orang tersebut mengenai perasaanmu dan rencanamu membalasnya?
Jika tidak, mengapa tidak? Jika balas dendam adalah hal yang kamu inginkan, mengapa tidak segera melakukannya dan membebaskan dirimu, agar hidupmu dapat berjalan sepenuhnya tanpa ada kebencian yang merintangi.

Mungkin reaksi mu adalah, “itu ide yang sangat tidak masuk akal! Jika saya memang ingin melakukannya pun, saya tetap tidak dapat melakukannya.” Benarkah?
Jika hal itu benar, mengapa kamu tidak menghilangkan kebencianmu sepenuhnya saja.
Jika kamu mau memaafkan orang tertentu dari masa lalu tersebut, itu berarti kamu mau mengubah sikap kamu terhadapnya. Kamu dapat belajar berkomunikasi dengan jujur dan tidak terperangkap lagi dalam pola yang lama (balas dendam). Perubahan dari sikap kamu menolong orang lain untuk berubah juga.

Menghilangkan kebencian dapat membuat kamu :
1.      berhenti menyalahkan orang lain untuk keadaan sulit atau situasi yang kamu alami.
2.      berhenti mengasihani dirimu sendiri.
3.      berhenti berbicara terlalu banyak mengenai orang lain/masa lalu kamu.
Dengan adanya kebencian yang bersemayam dalam dirimu telah membiarkan orang lain tersebut kontrol atas perasaanmu. Kamu telah mengalihkan kekuasaan atas dirimu kepada orang lain. Mengapa memberikan kekuasaan atas kamu kepada seorang manusia?, tidak kepada Tuhan mu?
Ada kalimat yang mengatakan “apa yang kamu tolak justru akan tetap ada”. Hal ini berarti, jika kamu tidak bersedia untuk menghilangkan kebencianmu, maka hal itu akan terus ada dan berulang hanya saja dengan penampilan yang berbeda beda datang menghampirimu.

Bagaimana Menghilangkan Kebencian??
1.      Buatlah daftar dari semua kebencian yang kamu miliki terhadap orang orang tertentu yang kamu izinkan untuk terus membatasi hidupmu. Tulislah semua perasaan sakit hati dan terluka serinci dan sebanyak yang kamu bisa ingat. Tuliskan secara detil apa yang terjadi dan bagaimana perasaan kamu saat itu dan perasaan kamu sekarang. Dan jangan perlihatkan daftar ini ke orang lain.
2.      Setelah menulis daftar tersebut, berhenti dan bersantailah sebentar. Dengan melakukan ini kamu dapat mengingat hal hal yang mungkin terlewatkan.

3.      Pergilah ke sebuah ruangan dan mengambil dua kursi. Kemudian duduklah dikursi tersebut dan bayangkan orang yang kamu benci sedang duduk dihadapanmu dan mendengarkan apa yang kamu bicarakan padanya. Selanjutnya bacakan semua keluhan kamu padanya, dan bayangkan orang tersebut bicara kepada mu, “saya ingin mendengar apa saja yang ingin engkau katakan kepada saya dan saya akan menerimanya, ayo lanjutkan apa yang ingin engkau bicarakan.” Dan bayangkan lagi orang yang kamu benci itu mendengarkan kamu, menganggukkan kepalanya setuju, dan mengerti perasaanmu.


4.      Akhirnya sebelum kamu mengakhiri waktu berceritamu, kamu pejamkan mata dan bayangkan dirimu dan orang yang kamu benci itu berdiri bersama sama dan bergandengan tangan. Dan bayangkan orang yang kamu benci itu mengatakan padamu, bahwa dia suka dan mau selalu mendengar apa yang kamu katakan kepadanya.

Metode lain yang dapat menolong adalah dengan menulis sepucuk surat kepada orang yang kamu benci. Tapi bukanberarti kamu benar benar mengirim surat itu kepadanya. Dengan menulis surat lebih menolong dibandingkan dengan cara berkata kata. Ajaklah seseorang yang tepat untuk membantumu mendengarkar isi surat yang kamu buat, dan kamu bacakan isi surat tersebut secara keras/lantang sambil membayangkan orang yang kamu benci sedang duduk dihadapanmu, dan sedang mendengarkan kamu.
Sangat penting untuk menceritakan isi surat tersebut dengan seseorang yang benar benar dapat dipercayai. Dia mungkin seorang sahabat, pasangan kita, atau keluarga kita. Orang tersebit harus mau menjadi pendengar dan mendukung tanpa membuat penilaian atau melanggar kepercayaan kamu. Duduklah berhadapan dengan pendengarmu itu kemudian mulailah membaca suratmu.
Pendengar tersebut dapat memberikan komentar, tapi hanya yang membangun dan mendukung dalam apa yang sedang kamu rasakan. Orang itu berada disana untukmu. Pengalaman membagikan yang dilakukan dengan kehadiran orang yang memperhatikan kamu ini, sangat baik untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi dirimu. Jangan lupa untuk ucapkan terima kasih kepadanya setelah itu.



3.1 Memberikan Tanggapan Yang baik
Satu langkah terakhir yang paling penting dalam proses ini. Tidak hanya menghilangkan kebencian saja yang penting dilakukan, ada hal yang sangat penting untuk dilakukan. Yaitu memberikan tanggapan yang baik kepada orang orang yang telah menyakiti kamu. Tanggapan anda dapat berupa keramahan, penerimaan, kasih, sikap yang bersahabat, dan semacamnya. Ini adalah cara untuk menghilangkan ikatan terakhir yang membuat kebencianmu tetap ada.
Apakah wajar untuk luka lama terus menerus? Apakah wajar untuk terus terpaku dengan masa lalu yang menyakitkan? Keinginan untuk membalas seperti memiliki sebuah video dalam diri kamu yang tidak dapat dimatikan. Dia memainkan episode yang menyakitkan it uterus menerus dalam pikiran kamu. Dan setiap kali itu diputar, kamu merasa terluka kembali. Apakah itu wajar?
Dengan memaafkan berarti kamu telah mematikan video dari kenangan yang menyakitkan tersebut. Memaafkan adalah satu satunya cara untuk menghentikan putaran kenangan yang menyakitkan dalam benak mu. Tidak mau memaafkan berarti menciptakan penderitaan didalam diri kita sendiri. Ucapkanlah pada dirimu sendiri, “tidak apa apa, semua sudah berlalu. Saya tidak membenci atau memandangmu sebagai musuh. Saya mengasihimu, walaupun kamu tidak mengasihi saya.”
semua itu akan jauh lebih baik daripada kamu harus terus menerus tersiksa dalam luka masa lalu yang menyakitkanmu.



Banyak terapi yang disuguhkan oleh para ahli psikologi yang berkenaan untuk menanggulangi kebencian yang diantaranya dikemukakan oleh ahli psikosibernetika Maxwell maltz ( 1980 ) menyarankan tiga langkah untuk menceah kebencia.
1.  Pandanglah cermin lihat wajah sendiri yang sedang marah dan eksperikan bagai mana kelihatanya.
2.  Hilangkan energi yang meledak itu dalam suatu aktifitas
3.  Menulisnya surat yang keji denga kata-kata kasar sebagaimana layaknya kita marah.
Wayne Dyer ( 1977 ) mengemukakan sejumlah strategi untuk mengatasi kemarahan pada berbagai situasi yang mencakup 18 cara, yaitu;
1.      Selalu mengingatkan diri bahwa tidak perlu marah.
2.      Berusaha menunda kemarahan selama 15 detik 30 detik dan seterusnya
3.      Apabila sedang mengajari anak diperlukan kemarahan yang berpura-pura
4.      Tidak perlu marah terhadap yang tidak disukai
5.      Kita harus sadar bahwa orang lain berhak apa yang disukainya, dan kita tak perlu memarahinya
6.      Selalu meminta orang lain untuk selalu menasihati kita.
7.      Mempunyai buku catatan kemarahan.
8.      Mau mengumumkan bahwa anda telah  marah.
9.      Untuk menetrralisir dekatkanlah diri anda dengan yang dicintai
10.  Apabila setelah tenang bicarakan dengan orang yang anda marahi
11.  Gemboskan kemarahan anda pada detik pertama kemarahaan anda.
12.  Anda perlu ingat bahwa 50% orang tidak akan suka terhadap keputusan anda, jadi anda tidak perlu marah
13.  Mau menceritakan kemarahanya kepada orang lain
14.  Singkirkan pengharapan-pengaharapan kepada orang lain yang anda miliki
15.  Ingatkanlah diri anda bahwa anak-anak akan selalu aktif dan berisik jadi tidak perlu marah karena itu.
16.  Cintilah diri anda sendiri
17.  Dalam kemacetan lalulintas anda selalu mengecek seberapa lama anda tiidak marah.
18.  Daripada anda menjadi budak emosional lebih baik anda berpikir untuk membuatnya sebagai suatu tantangan untuk merubahnya.














BAB IV
KONTROVERSI TOPIK

Kebencian merupakan emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya.
Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian. Kebencian terkadang menutup mata kita dari kata damai dan bebas dari kata kebencian, kebencian memang sering kali kita temukan di lingkungan sekitar kita bahkan di dalam diri kita sendiri terdapat kebencian.
Tidak dapat di elakkan bahwa kebencian tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari bagaimana kita berbaur dengan lingkungan dan bagaimana kita menanggapi lingkungan yang ada di sekitar kita, seringkali kita menomer satukan kebencian dan menomer duakan logika.
Menurut saya kebencian adalah hal yang mutlak sering terjadi di diri kita sendiri, namun bagaimana kita sebagai individu yang seharusnya bisa mengontrol emosi dan kebencian kita, alangkah indahnya jika kehidupan yang kita jalani jauh dari kata kebencian dan tidak adanya yang terbesit di dalam hati kita sebagai manusia.
Seharusnya sebagai makhluk yang berakal dan beragama kita lebih bisa memilah masalah mana yang seharusnya kita selesaika dan masalah mana yang sebenarnya tidak perlu kita besar-besarkan. Kebencian seharusnya dapat di kurangi dan dapat di buang dari kehidupan kita, sangat mungkin sekali bahwa kebencian itu dapat di buang dari kehidupan kita, kita sebagai manusia dapat memilih dan memilah bagaimana kita dapat bergaul dan bagai mana kita berbicara, karena sebenarnya kebencianmuncul karena adanya salah tutur kata salah tingkah laku dan salah dalam maksutan.

Adanya cinta dalam artian saling menghargai satu sama lain adalah kunci dari terlepasnya kebencian dari diri kita jika kita sebagai manusia tidak ingin di benci maka kita juga tidak boleh membenci atau menjelek-jelekkan orang karna itu dapat membuat kita terjerumus dalam kebencian.
Denagan menghapuskan kebencian kita dapat membuka jalan kita menuju kesurga dengan artian kita dapat menambah pahala selama di dunia, kebencian adalah suatu yang tidak perlu tertanam di dalam hati kita, karna kebencian dapat menjauhkan kita dari persahabatan, persahabatan yang utuh adalah persahabatan yang menjauhkan dan mendekatkan rasa aman dan damai, kebencian juga dapat merusak hubungan kita dengan keluarga karena keluarga adalah unit terkecil yang kita miliki, jika di dalam keluarga saja kita sudah menanamkan kebencian bagaimana kita di dunia luar yang bertemunya tidak hanya dengan keluarga.
Alangka lebih baiknya jika kita hidup di dunia bebas tanpa adanya perselisihan dan tidak adanya saling membenci dan membenci bukan memperbaiki keadaan melaikan merusak keadaan dan memperburuk keadaan jauhkan dirikita dari kebencian dan jauhkan hati kita dari kebencian, hidup kita terlalu indah jika hanya di isi dengan kebencian antar umatnya.




BAB V
PENUTUP


“Kegelapan tak bisa mengusir kegelapan hanya terang yg dapat mengusirnya. Sama halnya dengan kebencian, Kebencian yang dibalas kebencian tidak akan menghilangkan kebencian tersebut. Hanya kasih yang dapat menghilangkan kebencian”

7 komentar:

  1. menurut pendapat saya, orang-orang dengan kebencian itu adalah orang orang dengan iman middle low karena orang-orang seperti itu merupakan orang-orang yang mudah di provokasi

    BalasHapus
  2. Menurut opini aku sih, ga ada untungnya kita saling benci. yang ada malah ngerugiin pihak satu dengan yang lainnya

    BalasHapus
  3. heran lihat orang yang selalu mempeributkan perbedaan. ntah beda pendapat,Ras apa lagi agama. padahal kita hidup di dunia memang diciptakan berbeda2 tinggal bagaimana kita menyatukan perbedaan tersebut.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. kebencian itu sudah seharusnya diatasi supaya tidak lagi menyakiti banyak pihak yang sebenarnya tak bersalah

    BalasHapus
  6. Tuhan tak menciptakan umatnya untuk saling membenci melainkan untuk saling mengasihi satu sama lain

    BalasHapus
  7. Kebencian bukanlah hal yang tepat untuk kehidupan kita yang penuh dengan perbedaan, seharusnya sebagai manusia kita dapat memaknai kebencian itu sebagai jalan awal kita untuk tetap menjalin ukhuwah islamiah dengan individu yang lain

    BalasHapus