Minggu, 01 November 2015

Aksi Mahasiswa Dalam Perdamaian Antar Umat Beragama

Aksi Mahasiswa Dalam Perdamaian Antar Umat Beragama

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Toleransi yang berasal dari kata “toleran” bisa diartikan bersifat atau bersikap menenangkan (menghargai, membiarkan, membolehkan) yang berbeda atau yang bertentangan. Dalam bahasa Arab, toleransi bisa disebut “tasamuh” yang artinya adalah bersikap membiarkan atau lapang dada, atau bisa yang berarti murah hati. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)

Agama adalah elemen yang fundamental dalam hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kebebasan dalam beragama dan saling menghargai yang lain merupakan suatu keharusan dan sebuah pilihan. Ungkapan kebebasan dalam beragama memberikan arti yang luas, kebebasan beragama menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi untuk beragama dan untuk mempercayai kepercayaan yang diyakini.

Peran mahasiswa dalam memperkuat toleransi sangatlah penting dan semakin penting di masa sekarang ini dan di masa yang akan datang. Apa lagi untuk menghadapi era globalisasi selain mendatangkan banyak masalah bagi umat beragama, tentunya juga bakal tentu akan menghadirkan banyak tantangan untuk membangun perdamaian dunia yang berkelanjutan, ketegangan, konflik, dan kekerasan di antara umat manusia, tentunya juga sebagai tantangan generasi sekarang dan generasi yang akan datang terutama bagi para pelajar atau mahasiswa untuk membangun lingkungan masyarakat yang semakin kompleks untuk membangun hubungan beragama, bermasyarakat, dan bernegara yang lebih toleran.

Tugas utama seorang mahasiswa adalah selain aktif dalam civitas akademika dan melanjutkan pendidikan tingkat akademisi yang lebih tinggi mahasiswa juga barang tentu harus mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama tentang toleransi dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari baik itu saat bergaul dengan posisi yang sebagai mahasiswa ataupun saat berkumpul di tengah keluarga. Toleransi merupakan sikap terbuka dalam menghadapi perbedaan. Di dalamnya terkandung sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan atau eksistensi yang ada dari masing-masing pihak. Keaneka ragaman tidak di posisikan sebagai ancaman, namu justru peluang untuk saling bersinergi secara positif. Dalam hal ini di jelaskan dalam Al-qur’an surat al-Mumtahanah 8-9:
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya: 1991)

Toleransi dapat dikatakan sebagai jalan keluar yang dicetus islam untuk menyikapi pluralisme, dan masih banyak lagi ayat-ayat dalam Al-qur’an dan hadist Nabi Muhammad Saw yang dapat dijadikan referensi dalam menikmati hidup bertoleransi. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)

Seperti yang disampaikan oleh Br. Angel Nadut, SVD beliau adalah Dosen FKIP UNWIRA-Kupang. Penjelasan tentang “Kasihilah Tuhanmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Lukas 10:27)”

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, mari kita kembali kepada pesan-pesan Tuhan dalam Kitab Suci kita masing-masing. Kasih dan kerukunan dalam kemajemukan sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Dalam konteks ke-Indonesiaan, keharuman kasih dan kerukunan dalam kemajemukan dapat kita capai baik individu maupun bersama dengan cara menjaga moralitas hidup yang baik, yang ditandai dengan kebenaran, kebaikan, keadilan, kejujuran dan menjunjung tinggi keluhuran nilai-nilai insani dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar hidup berbangsa dan bernegara. Kasih dan kerukunan dalam kemajemukan sebagai umat beragama dan warga bangsa harus tercermin pada tindakan atau perbuatan nyata yang menunjukkan adanya saling menolong, mengasihi, menghargai, menghormati, termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain.

Tentun dengan demikian setiap mahasiswa harus mampu mengelola perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, lalu bagaimana mengelola perbedaan dalam kehidupan sehari-hari? “perbedaan adalah sesuatu yang harus di hargai, karena dengan menyadari akan perbedaan-perbedaan yang ada, kita akan mampu membangun kebersamaan yang berlandaskan kasih. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)

Hidup rukun menjadi dambaan umat manusia sepanjang masa karena kerukunan menghasilkan kebahagiaan, kita harus belajar dan mengajarkan untuk hidup rukun dengan sesama. Seperti yang disampaikan P. Krist Jawa, CMF “Pintu berkat Tuhan terbuka ketika kita semua yang mencari hidup dalam kerukunan dengan saling menghormati satu sama lain.
Mari kita satukan hati, bulatkan tekad menciptakan kedamaian dan ketentraman di bumi persada ini agar bumi kita semakin mendapat berkat dari Tuhan. Kita harus berani memulai dari sekarang. Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita ya, siapa lagi. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013) 

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya: 1991)

Sekian…Saya ucapkan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini, Semoga Allah memberikan hidayahnya dan rahmatnya pada kita semua, Salam sejahtera, Semoga Tuhan Memberkati Seluruh Makhluk di Muka Bumi. Amin…

10 komentar:

  1. Terimakasih untuk artikel bermanfaatnya .. sanggat menarik untuk di baca 😊😊

    BalasHapus
  2. Kita sebagai mahasiswa memang perlu kegiatan2 seperti diatas agar kita selalu menghargai makna perbedaan yg sesungguhnya . Nice articles :) sangat menggugah hati para mahasiswa yg membaca tentunya

    BalasHapus
  3. Menarik kak artikelnya, ditambah lagi dasar ayat/haditsnya ya agar tambah jelas dan lebih bagus :)

    BalasHapus
  4. venthy putri : iya kak terimakassih atas kunjungannya di web saya

    BalasHapus
  5. adinda wilis : iya kak benar sekali kalau bukan dari generasi seperti kita (mahasiswa) lalu siapa lagi yang akan menghargai perbedaan yang ada di lingkungan kita dan yang ada di sekitar kita terkaddang orang hanya memikirkan kepentingan individu semata saja

    BalasHapus
  6. denisa : akan saya perbaiaki di artikel- artikel berikutnya terimakasih kak atas kunjungan, kritik dan saran kakak :)

    BalasHapus
  7. denisa : akan saya perbaiaki di artikel- artikel berikutnya terimakasih kak atas kunjungan, kritik dan saran kakak :)

    BalasHapus
  8. wahhh mahhassiswa sekarang harusnya sudah berubah bukan hanya pembuatt onar dengan demo bayaran tetapi lebih mendukung aksi perdamaian seperti inni lebih berguna ketimbang mengikuti demo yang tidak berguna

    BalasHapus
  9. nana : iyaa para mahassiswa sekarang mulai berubah dan tidak anarkis dan mementingkan keinginan mereka sendiri dan mereka mulai menatap massa depan yang lebih baik

    BalasHapus
  10. mahasiswa sebagai orang2 yang berpendidikan harusnya menggalakan yang namanya kedamaian, bukan malah berdemo yang berbau anarki. kedamaian itu dapat mereka wujudkan dengan mendirikan suatu dialog agama atau mungkin organisasi tentang kemanusiaan

    BalasHapus