Minggu, 08 November 2015

SEBUAH INSPIRASI MENUJU PERDAMAIAN HIDUP BERAGAMA


Di era modern ini manusia dihadapkan dengan permasalahan yang cukup kontradiksi diantaranya konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Di satu sisi, orang takut akan terjadinya kekerasan. Namun di sisi lain, ada orang atau kelompok tertentu yang sudah siap atau memang mempersiapkan diri untuk menindak pihak lain dengan kekerasan.
Kondisi ini telah mendorong sebagian umat manusia untuk mulai sadar akan pentingnya kehidupan yang damai. Sudah banyak catatan kekerasan atas nama agama yang mewarnai kehidupan di Indonesia mulai dari terorisme, masalah tempat ibadah, sampai dengan penodaan agama, dan aliran kepercayaan. Hal ini menjadi tantangan bagi umat beragama.
    Sebagai salah satu agama besar yang berkembang di dunia, Buddhisme memiliki tantangan tersendiri dalam menjawab tantangan keberagaman agama yang sering menjadi salah satu unsur pemicu kekerasan yang mengatasnamakan agama. Sebenarnya keberagaman agama adalah bagian dari kehidupan ini sehingga untuk terlepas dari keberagaman sangatlah sulit. Berdasarkan fakta tersebut, Buddhisme melihat keberagaman agama sebagai suatu kondisi yang alami.
    Pentingnya mendirikan kedamaian berawal dari mengkonstruksi pemahaman terutama pemahaman agama. Agama perlu dipahami tidak semata sebagai dogma yang harus dipegang kuat-kuat, tetapi agama harus dipahami sebagai jalan hidup yang mengarahkan dan menggerakkan pikiran umat manusia pada titik kerhamonisan.
  Perdamaian tidak dapat diwujudkan selagi manusia masih memiliki dan mengutamakan nafsu, mementingkan diri sendiri atau kelompok, memliki kesombongan agama atau rasial, dan mengutamakan keegoisan kekuasaan. Agama pada dasarnya mengajarkan manusia untuk tidak membunuh dan menyakiti sesama atau makhluk lain, tetapi sayangnya melalui akar kebenciaan, kejahatan, dan kegelapan batin manusia mengabaikan ajaran kasih. Sebenarnya agama memiliki catatan dan benih-benih kekerasan maupun benih-benih perdamaian tetapi sangat bergantung bagaimana kita membudayakannya. Sikap dan prinsip memanusiakan manusia merupakan salah satu sarana untuk menghargai kehidupan, sehingga tidak seharusnya manusia menjadi obyek dan sumber kekerasan atas nama agama.

    Dalam mewujudkan kedamaian hidup beragama dapat dimulai dari diri sendiri dengan mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk. Buddhisme mengajarkan pengembangan cinta kasih dapat dilakukan melalui meditasi metta (meditasi cinta kasih). Dalam ajaran agama Buddha terdapat satu kalimat manjur untuk menciptakan perdamaian yaitu dengan cara mengucapkan dan mepraktikkan dalam kehidupan sehari-hari melalui usaha mengharapkan semua makhluk hidup berbahagia (sabbe satta bhavantu sukhitta). Selain itu, cara pengembangan cinta kasih dalam Buddhisme dapat dilakukang dengan  memberikan keterbukaan dalam menyelesaikan permasalahan termasuk kekerasan beragama untuk membangun dasar hidup manusia dengan memiliki kemoralan, kesabaran, kerendahan hati, dan toleransi dalam kehidupan beragama.

6 komentar:

  1. Pentingnya mendirikan kedamaian berawal dari mengkonstruksi pemahaman terutama pemahaman agama. Terkadang orang tidak mendasarkan dirinya sebagai berikut :)

    BalasHapus
  2. di era moderen banyak yang sudah tidak memntingkan agama tetapi mementingkan kepentingan pribadi alangkah lebih baiknya di era moderen ini lebih banyak orang yang menjunjung pentingngnya agama

    BalasHapus
  3. nana : nah itu yang ingiinn saya wujudkan di dlm artikel saya agar manusia atau era moderen ini dpat melihatagama itu adalah penuntun jalan dan tentu juga di imbangi oleh loggika yang sehat dan benar

    BalasHapus
  4. artikel kamu bener banget !! perdamaian khususnya perdamaian beragama itu mulainya dari cinta kasih antar makhluk-makhluk ciptaan Tuhan terlebih dahulu.

    BalasHapus
  5. tapi sebenarnya ada juga loh kerusuhan / konflik dari agama budha, ga selalu agama budha itu damai trs kak

    BalasHapus
  6. kalau orang2 lebih keratif lagi mungkin akan ada banyak cara inspiratif untuk mewujudkan yang namanya kedamaian dalam beragama

    BalasHapus