Sabtu, 24 Oktober 2015

Membudayakan Membuang Sampah Pada Tempatnya

Membudayakan Membuang Sampah Pada Tempatnya

Mendengungkan perihal untuk mengemas dan membuang sampah pada tempatnya sepertinya harus dilakukan terus menerus atau bahkan dibuatkan flyer atau sepanduk permanen dijalan – jalan. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya harus menjadi perhatian dalam penanaman pada masyarakat yang terus beregenarasi agar mencintai kebersihan lingkungannya dan terlepas dari masalah – masalah yang disebabkan oleh Sampah seperti banjir, penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kuman dan berbagai macam penyakit kulit.

Membereskan dan membuang sampah pada tempatnya harus ditanamkan sebagai suatu hal yang dibiasakan, dicintai serta menjadi kesadaran bukan suatu hal yang menyebalkan atau menjadikan hal yg malas bagi diri kita. Kebiasaan untuk menahan diri membuang sampah saat belum menemukan tempat sampah harus juga dicontohkan, saling menegur dan dijadikan budaya dalam kehidupan sehari – hari. Selain Himbauan, menurut saya Pendidikan mengenai sampah perlu juga menjadi perhatian karena beberapa sampah bisa bermanfaat baik bagi lingkungan ataupun didaur ulang untuk menjadi sesuatu yang berharga. Sebagai pengetahuan sampah menurut sifatnya terbagi menjadi dua, yakni sampah organik dan sampah Non Organik.
1. 1. Sampah Organik
Sampah organik ialah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk kompos (Wikipedia) dan tidak berbahaya bagi alam.
2. 2. Sampah Anorganik
sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil prosses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng (Wikipedia). Sampah ini sangat berbahaya tidak dapat diolah oleh alam, jika terjadi penumpukan, menyebabkan banjir maupun tempat sarang penyakit jadi janganlah membuang sampah anorganik ini sembarangan.
Kreatifitaspun muncul, berawal dari tugas kuliah proyek kebaikan timbullah rasa untuk membangun budaya membuang sampah pada tempatnya,menurut saya pribadi budaya itu sendiri bisa dimulai dari kelompok kecil dimulai dari rumah yakni keluarga sampai membudayakan membuang sampah di kampus. Hal ini yang saya dan tim saya dengan membantu mengumpulkan sampah di Universitas Katolik Soegijapranata berharap budaya membuang sampah pada tempatnya dapat dijadikan kebiasaan oleh mahasiswa lainnya.

Kami melakukan pembersihan dikampus dengan cara membuang sampah tadi di tanggal 16 september 2015, saya dan tim membersihkan sampah di fakultas psikologi atau gedung Antonius sebenarnya Kesadaran dari diri sendiri dan kecintaan lah yang membuat suatu kebiasaan terasa ringan untuk dilaksanakan termasuk membuang sampah pada tempatnya yang dan jika semua orang menjalankannya akan menciptakan sebuah nilai Budaya yang luhur. Masyarakat dan Pemerintah bahkan Mahasiswa harus saling bahu membahu bukan hanya saling menyalahkan jika dampak akibat dari sampah sudah terasa.

4 komentar:

  1. sudah lihat kan sekrang sering terjadi banjir di mana2 akibat membuang smpah yang sembaranga alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat menjaga kebersihannya di lingkungannya

    BalasHapus
  2. nana : wah benar sekali kalau kita saiapa lagi yang akan menjaga keberswihan itu jika satu orang saja yang berusaha maka akan kalah jika kita bersaa2 memberantas sampah maka kita akan menjadi negara yang bersih dan nyaman

    BalasHapus
  3. ini nih contoh kedamaian dengan lingkungan, kita memang hendaknya berdamai tidak hanya dengan sesama manusia tapi juga dengan lingkungan

    BalasHapus
  4. walaupun udah dibuat aturan tentang buang sampah sembarangan tapi masih aja ada orang yang buang sampah sembarangan !

    BalasHapus